Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Sahabat pengunjung yth.
Postingan berita atau pengumuman kali ini hanya sekedar menyimpan memory atau
kegiatan admin pribadi agar selalu dapat diingat atau dilihat kembali kapan
kami pernah mengevaluasi diri. Dan kapan kami dapat menyesuaikan diri menjadi
memenuhi standar.
Pada tanggal 19
September 2012 tepatnya hari Rabu, di gedung FKGS Kecamatan Curug Kota Serang
admin bersama Ibu Kepala Sekolah baru saja mengikuti pembinaan dan atau pelatihan
tentang teknis menginput hasil angket EDS (Evaluasi Diri Sekolah) ke dalam
sebuah system aplikasi. Pembinaan diikuti oleh 5 SD yang ditunjuk menjadi
sample, yaitu SDN Cipete 3, SDN Cipete 2, SDN Curug dan SDN Kamanisan dan SDN
Gowok.
Pengarahan dilaksanakan
mulai jam 09.00 sampai dengan jam 11.00, dengan Pembina dari LPMP Banten
bernama Ibu Robihatul Aliyah. Beliau didampingi oleh pihak UPT Dinas Pendidikan
Kecamatan Curug, yaitu seorang Pengawas TK/SD Bapak Iskandar.
- Evaluasi diri sekolah adalah proses yang mengikutsertakan semua pemangku kepentingan untuk membantu sekolah dalam menilai mutu penyelenggaraan pendidikan berdasarkan indikator-indikator kunci yang mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).
- Melalui EDS kekuatan dan kemajuan sekolah dapat diketahui dan aspek-aspek yang memerlukan peningkatan dapat diidentifikasi.
- Proses evaluasi diri sekolah merupakan siklus, yang dimulai dengan pembentukan TPS, pelatihan penggunaan Instrumen, pelaksanaan EDS di sekolah dan penggunaan hasilnya sebagai dasar penyusunan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.
- TPS mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk menilai kinerja sekolah berdasarkan indikator-indikator yang dirumuskan dalam Instrumen. Kegiatan ini melibatkan semua pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah untuk memperoleh informasi dan pendapat dari seluruh pemangku kepentingan sekolah.
- EDS juga akan melihat visi dan misi sekolah. Apabila sekolah belum memiliki visi dan misi, maka diharapkan kegiatan ini akan memacu sekolah membuat atau memperbaiki visi dan misi dalam mencapai kinerja sekolah yang diinginkan.
- Hasil EDS digunakan sebagai bahan untuk menetapkan aspek yang menjadi prioritas dalam rencana peningkatan dan pengembangan sekolah pada RPS/RKS dan RAPBS/RKAS.
- Laporan hasil EDS digunakan oleh Pengawas untuk kepentingan Monitoring Sekolah oleh Pemerintah Daerah (MSPD) sebagai bahan penyusunan perencanaan pendidikan pada tingkat kabupaten/kota.
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) di
tiap sekolah menjadi tanggung jawab kepala sekolah dan dilakukan oleh Tim
Pengembang Sekolah (TPS) yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru, Komite
Sekolah, orang tua peserta didik, dan pengawas. Proses EDS dapat mengikutsertakan
tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat. Instrumen EDS ini khusus
dirancang untuk digunakan oleh TPS dalam melakukan penilaian
kinerja sekolah terhadap 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang
hasilnya menjadi masukan dan dasar penyusunan Rencana Pengembangan
Sekolah (RPS) dalam upaya peningkatan kinerja sekolah. EDS sebaiknya
dilaksanakan setelah anggota TPS mendapat pelatihan.
Nah, kegiatan yang saya maksud tadi sebenarnya pelatihan cara menggunakan aplikasi EDS. Ini sangat penting dilakukan oleh setiap LPMP se-Indonesia, mengingat aplikasi adalah suatu system dirancang khusus yang tidak mungkin semua orang bisa sebelum mempelajarinya (dilatihkan/disosialisasikan). Dan, memang ternyata hal tersebut lebih rumit dan komplek dari pada mengentry data dapodik yang dikirim online beberapa minggu yang lalu.
Artikel ini saya tulis setelah siangnya
mengikuti pelatihan (sudah pasti berarti admin nulis ini di malam hari ya,
heheh…). Rencananya, besok saya akan membagikan buku angket kepada semua pihak
yang terkait termasuk 3 pengurus komite sekolah. Semoga semuanya terlaksana
dengan lancer hingga penginputan hasil angket. Amiin….
Nah, kegiatan yang saya maksud tadi sebenarnya pelatihan cara menggunakan aplikasi EDS. Ini sangat penting dilakukan oleh setiap LPMP se-Indonesia, mengingat aplikasi adalah suatu system dirancang khusus yang tidak mungkin semua orang bisa sebelum mempelajarinya (dilatihkan/disosialisasikan). Dan, memang ternyata hal tersebut lebih rumit dan komplek dari pada mengentry data dapodik yang dikirim online beberapa minggu yang lalu.
Baca Juga Artikel Lainnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terims kasih atas kunjungan Anda. Silahkan tinggalkan komentar untuk postingan ini, tapi jangan nyepam ya !