PENDIDIKAN adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

Minggu, 02 Desember 2012

Konsep Pembelajaran PAIKEM


PAIKEM adalah singkatan  dari Pembelajaran Aktif, Inspiratif/Interaktif/Inovatif, Kritis  /Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis  kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi  pencapaian kompetensi peserta didik.
Sehingga muara akhir hasil  pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat  diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya. 

Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:      
  1. Pembelajaran paikem     Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang  diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga  keterlibatan aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah  mendesain kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi  peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai kompetensinya.     
  2. Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK  tercapai secara utuh. Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap,  pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu kesatuan.     
  3. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan  individual setiap peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik,  potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu dalam kelas  dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar  dapat mengenal dan mengembangkan peserta didiknya.     Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan  prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga mencapai  ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas diberikan  layanan remedial, sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan  pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi berikutnya.     
  4. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga  peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu  memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru perlu mendesain  pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks  kehidupan peserta didik dan lingkungan. Berpikir kritis adalah kecakapan  nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan  masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan  pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk  meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman pemahaman (insigt)  dalam mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah  (problem solving) adalah kemampuan tahap tinggi siswa dalam mengatasi  hambatan, kesulitan maupun ancaman. Metode problem solving (metode  pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga  merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat  menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai  kepada menarik kesimpulan.     
  5. Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga  memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.   
Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan kemampuan  berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical  dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar  secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah  menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian  ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan  kemurnian (orginality), ketajaman pemahaman (insigt) dalam  mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah  merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.  Dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual atau  kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika memungkinkan  masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri, dan  diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk diselesaikan  serta  sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri, umpamanya masalah  kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu lintas, pembusukan makanan, wabah  penyakit, kegagalan panen, pemalsuan produk, atau soal-soal dalam  setiap mata pelajaran yang membutuhkan analisis dan pemahaman tingkat  tinggi, dsb.  

DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. Direktorat Pembinaan SMP. 2008. Bahan Sosialisasi KTSP.  Jakarta. Depdiknas. Direktorat Pembinaan SMA. 2009. Pengembangan Pembelajaran  Yang Efektif. Bahan Bimbingan Teknis KTSP. Jakarta. Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar.  Bandung: Tarsito Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar  Menga-jar. Bandung: Sinar Baru. Syaodih, Nana. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung.  
Disalin dari : www.m-edukasi.web.id
Baca Juga Artikel Lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terims kasih atas kunjungan Anda. Silahkan tinggalkan komentar untuk postingan ini, tapi jangan nyepam ya !