PENDIDIKAN adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

Minggu, 23 September 2012

PERAN PUSTAKAWAN DALAM PROMOSI PERPUSTAKAAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA

Oleh :
Dian Ekatama, A.Md
Pustakawan Pelaksana
Di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Di dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia usaha kata promosi, pemasaran, iklan, hubungan masyarakat dan publikasi sering diartikan secara tidak jelas.
Bahkan tidak jarang dicampuradukkan penggunaannya. Hal ini terjadi karena istilah-istilah itu saling berkaitan, sehingga orang sering kali menggunakannya secara berganti-ganti, dan akhirnya terjadi kesalahan dalam penggunaan istilah tersebut. Kendati demikian kebanyakan orang tidak terlalu mempermasalahkan. Karena pesan inti dari informasi yang ingin disampaikan ternyata sudah dimengerti. Namun, kalau mau di teliti dan dikaji secara mendalam istilah diatas memiliki makna yang berbeda-beda.

Bahan-bahan:
Promosi adalah mekanisme komunikasi persuasif pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik hubungan masyarakat. Promosi merupakan forum pertukaran informasi antara organisasi dan konsumen dengan tujuan utama member informasi tentang produk atau jasa yang disediakan oleh organisasi, sekaligus membujuk konsumen untuk bereaksi terhadap produk atau jasa itu. Menurut Jerome Andrew promosi bertujuan untuk menarik perhatian, menciptakan kesan, membangkit minat dan untuk memperoleh tanggapan. Jadi tujuan promosi perpustakaan adalah memperkenalkan perpustakaan, koleksi, jenis layanan, dan manfaat yang dapat diperoleh oleh pengguna perpustakaan. Dengan adanya promosi, diharapkan masyarakat dapat mengetahui pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan sehingga membuat mereka tertarik untuk mengunjungi dan memanfaatkan koleksi serta layanan perpustakaan.
Secara sadar ataupun tidak sebenarnya pustakawan sudah banyak melakukan promosi. Akan tetapi kebanyakan kegiatan mereka tidak terencana sehingga kadang-kadang tidak konsisten dengan tujuan maupun sasaran perpustakan. Bentuk kegiatan itu misalnya, pustakawan rujukan sudah terbiasa membantu pengguna untuk belajar memanfatkan perpustakaan.
Pada umumnya masyarakat belum banyak mengetahui layanan yang dapat diberikan perpustakaan serta manfaatnya buat mereka. Pendapat Sudariyah nasution menyatakan bahwa tujuan promosi perpustakaan adalah menggairahkan minat baca serta menambah jumlah orang yang gemar membaca agar koleksi bahan pustaka dapat berfungsi maksimal. Berbagai macam promosi yang dapat dilakukan antara lain dengan menyebarkan pamplet ke sekolah-sekolah. Pengenalan informasi langsung kesasaran utama yakni anak-anak sekolah yang merupakan pengguna langsung. Promosi sejak usia dini, dimana anak-anak masih mudah diarahkan untuk berpikir atau mengerjakan sesuatu termasuk membaca. Peran kita sebagai pustakawan sangat penting dalam promosi perpustakaan. mengajarkan mereka, mengingatkan, menyuruh kembali untuk membaca merupakan perbuatan terpuji. Di usia yang terbilang “anak-anak” masih mudah untuk diarahkan agar mau membaca sehingga timbul budaya baca. Akan terlihat anak yang mana yang gairah membacanya tinggi, dan anak yang mana yang kurang untuk membaca. Tentunya selain faktor pustakawan, Faktor orang tua sangatlah kuat untuk mengarahkan anakknya untuk membaca, baik buku komik, buku pelajaran, sesuai dengan keinginan anak, bakat anak, dan kemampuan anak. Anak-anak usia dini tidak bisa dipaksakan untuk membaca, Berbagai trik dan tips bisa digunakan untuk menarik keinginan si anak, Bapak-Ibu guru mendongeng didepan kelas, kemudian si anak menceritakan kembali isi cerita, Nah hal ini mendorong daya pikir anak untuk berpikir terhadap apa yang baru saja dia tangkap dari isi cerita, yang kemudian menceritakan kembali, mendapatkan peralatan alat-tulis misalnya, hal ini dapat dilakukan untuk menggairahkan kembali minat baca anak.
mengikuti pameran perpustakaan mendorong keinginan masyarakat ingin tahu apa sih sebenarnya perpustakaan? Buku apa sih yang di pamerkan di perpustakaan. Promosi perpustakaan melalui pameran berpengaruh positif pada peningkatan minat baca, kegiatan ini harus diikuti untuk membumikan budaya baca. Pameran pada hari pendidikan nasional misalnya koleksi perpustakaan pun harus mengena sasaran seperti memperbanyak buku-buku pelajaran sesuai dengan tema pameran perpustakaan. Promosi melalui radio dan televisi dirasa lebih cepat dikenal masyarakat. Karena mendengar dan melihat langsung apa yang disampaikan pihak radio dan televise. Era serba elektronik begitu cepat berkembang sehingga memacu kita untuk cepat menyesuaikan dengan zaman sekarang. Porsi yang demikian berpengaruh positif terhadap informasi yang diberikan. Alat peraga misalnya bisa dijadikan media ataupun alat bantu dalam mengajar kepada anak-anak. Selain itu promosi perpustakaan dapat dilakukan dengan cara mengikuti karnaval 17 agustusan yang bertemakan tentang budaya membaca. Dengan membuat spanduk-spanduk yang sifatnya mengajak membaca, memperkenalkan perpustakaan dan promosi perpustakaan. Pustakawan dapat turun langsung kesekolah-sekolah untuk promosi perpustakaan dengan menghimbau anak-anak untuk datang ke perpustakaan sebanyak 2 (dua) minggu sekali misalnya sesuai dengan jam-jam pelajaran disekolah mereka tentunya. Berikutnya promosi perpustakaan melalui perpustakaan keliling menuju ke pelosok desa, ketempat-tempat dimana masyarakat umum susah menjangkau perpustakaaan umum kabupaten/ kota. Melalui Perpustakaan Keliling ini di harapkan minat baca masyarakat di pedesaan pun meningkat. Hal ini tak terlepas dari peran serta Pustakawan untuk mencari titik-titik mangkal suatu Perpustakaan Keliling, sehingga terbentuk titik baku untuk mangkal suatu Perpustakaan keliling. Promosi yang dilakukan berupa mengumpulkan warga desa oleh Kepala desa yang kemudian memberitahukan ke warga bahwa sudah ada Perpustakaan keliling masuk desa. hal ini sebaiknya dimanfaatkan warga desa untuk menggali informasi berbagai ilmu pengetahuan via bahan pustaka. Buku tentang bertani misalnya digunakan masyarakat yang berlatarbelakang sebagai petani. Hal ini sejalan dengan kondisi warga desa yang berlatarbelakang mata pencaharian yang beranekaragam. Promosi dari mulut ke mulut yang dilakukan warga desa mengundang keingintahuan warga desa untuk mengetahui apa itu Perpustakaan keliling? Di negara tetangga kita malaysia mobil perpustakaan keliling lebih dikenal dengan mobil bergerak. Ragam bahasa dan dialek yang sedikit berbeda, akan tetapi fungsinya sama, yakni peningkatan minat baca dari usia dini sampai usia senja. Tentunya keinginan-keinginan tersebut tidak terlepas dari peran perangkat desa, peran aparatur pemerintah setempat dan peran dari Pustakawan itu sendiri. Sedangkan promosi perpustakaan melalui media cetak dan elektronik lebih cepat diketahui masyarakat, mengingat banyaknya media cetak yang ada pada saat ini.

Menyuruh untuk membaca dirasa sangatlah sulit. Akan tetapi bagaimana cara kita selaku petugas dan pustakawan berupaya menggairahkan seseorang untuk membaca. Terlebih lagi para calon pustakawan dan pustakawan yang berlatar pendidikan jurusan perpustakaan, memiliki beban moral terhadap jurusannya. Bukan suatu “perkara” mudah atau sulit bagi seseorang yang mau diajak untuk membaca, akan tetapi ada beban moral yang harus dilaksanakan yakni menggairahkan kembali keinginan untuk membaca sehingga membaca bukan karena suatu keterpaksaan, akan tetapi merupakan kesadaran dan keinginan dari diri sendiri, kemudian timbul hobi untuk membaca.
Promosi perpustakaan tidak dapat ditinggalkan mengingat informasi merupakan kebutuhan bagi masyarakat karena perpustakaan merupakan pusat informasi sepanjang hayat. Promosi perpustakaan dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak swasta atau pihak asing. Membuka “counter-counter” perpustakaan sebagai tempat promosi bahan pustaka misalnya, yang kemudian berimbas pada perpustakaan yang perlahan lahan akan dikenal masyarakat karena pengunjung “counter” akan bertanya dimana Perpustakaan itu sebenarnya? Untuk menarik minat baca di “counter” tersebut, hendaknya tidak hanya menaruh bahan pustaka saja, benda lain misalnya seperti souvenir cantik, makanan khas daerah setempat, memperdengarkan lagu-lagu daerah/ lagu nasional yang membuat suasana menjadi tenang sehingga timbul niat pengguna untuk menyinggahi “counter” tersebut, promosi pakaian yang bertuliskan tentang promosi perpustakaan juga bisa menarik minat pengunjung perpustakaan. Pemutaran film-film bersejarah yang “berbau” pendidikan setidaknya menunjang untuk promosi perpustakaan. Ada daya tarik tersendiri yang mengundang keingintahuan user/pengguna untuk memanfaatkan perpustakaan.
Terdapat berbagai bentuk-bentuk promosi perpustakaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan minat baca. Selain yang telah disebutkan diatas contoh lain adalah promosi melalui bazar perpustakaan yang pelaksanaannya di gabung dalam hari bahasa misalnya. Pelaksanaan bazar pun dapat dilaksanakan secara tunggal yang dirangkaikan dengan kegiatan lain dalam satu even. Pelaksanaan ceramah, seminar misalnya yang tercover dalam satu even kegiatan, yang semata-mata bertujuan akhir untuk promosi perpustakaan.
Promosi lain adalah melalui wisata perpustakaan. tidak saja wisata ketempat-tempat yang indah, unik, dan menarik, akan tetapi kunjungan ke perpustakaanpun mengandung makna luas karena pada akhirnya dapat menambah wawasan bagi pengguna. Kegiatan kunjungan ke perpustakaan seringkali di laksanakan Perpustakaan-perpustakaan Umum yang ada di Indonesia. Perpustakaan membuat program kunjungan perpustakaan atau yang lebih dikenal dengan Library Tour. Sasarannya adalah anak sekolah. Jadi kegiatan ini diadakan untuk menumbuhkan rasa kecintaan pada perpustakaan. Diluar negeri kegiatan ini sudah sering dilaksanakan. Tidak heran jika perpustakaannya disesaki pengunjung. Di jepang misalnya selain membaca dimulai dari usia dini, mereka membiasakan untuk membaca beberapa jam seharinya, contohnya adalah teknologi di jepang yang berkembang pesat akibat dari kebiasaan membaca. Masyarakatnya cerdas, banyak terdapat penulis atau pengarang buku di negara matahari terbit tersebut.
Promosi perpustakaan yang terencana berpengaruh positif pada perilaku pengguna akan informasi di perpustakaan. Sehingga peran dari orang tua, pustakawan dan segala unsur elemen masyarakat sangat penting mengingat perpustakaan merupakan sumber informasi yang tidak pernah “mati” dan dengan membaca dapat membuka jendela dunia. Sudahkah anda ke perpustakaan hari ini?
Baca Juga Artikel Lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terims kasih atas kunjungan Anda. Silahkan tinggalkan komentar untuk postingan ini, tapi jangan nyepam ya !